Selamat
pagi, Yogyakarta!!!💏💏
Salah
satu kota paling terkenal di Indonesia ini memanglah luar biasa menyimpan
ribuan kisah menarik. Penuh romansa, dramatis, dan sukacita. Kota yang memiliki
jutaan pesona ini memang tak akan habis dipaparkan semuanya, begitu menarik dan
indah. Pada pagi yang cukup terik di Yogyakarta ini, penulis akan menggambarkan
sedikit kisah tentang Kota Istimewa ini, sebuah penggambaran berdasarkan
seorang Joko Pinurbo...
Rindu,
Pulang dan Angkringan..
Begitulah
yang diungkapkan seorang Joko Pinurbo tentang Kota Yogyakarta. Joko Pinurbo
adalah salah satu sastrawan dan penyair masyhur asal Indonesia yang lahir pada
11 Mei 1962 di Sukabumi, Jawa Barat. Sastrawan ‘nyeleneh’ ini memang
menghabiskan masa-masa mudanya berkuliah di Yogyakarta, tepatnya di Universitas
Sanata Dharma mengambil konsentrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Penyair
penganut aliran normatif, ironi refleksi dan terkadang mengandung unsur
‘kenakalan’ dalam karya-karyanya ini memang sedikit banyak memiliki kisah yang
hangat di Yogyakarta.
Berikut
penulis akan menyajikan sebuah refleksi gambaran mengenai Yogyakarta,
berdasarkan kutipan seorang Joko Pinurba, karena kebetulan penulis sendiri
seorang fakir ilmu yang mencoba peruntungannya di kota seindah Yogyakarta...
Ø Rindu
Siapa yang tak pernah
merasakan rindu?? Semua orang akan merasakan rindu terhadap sesuatu yang ia
sayangi dan kasihi. Ketika seseorang sedang pergi merantau jauh meninggalkan
orangtuanya, saudaranya, rumahnya dan semua suasana di kampung halamannya, tak
bisa dipungkiri maka rasa rindu itu pun akan ada. Yogyakarta adalah kota
pelajar yang dipenuhi insan-insan pencari ilmu dari pelosok negeri bahkan luar
negeri.
Semua pelajar,
mahasiswa, pekerja, dan perantau lainnya yang tinggal di Yogyakarta, pasti akan
mengalami saat-saat Rindu itu. Merindukan belaian seorang ibu, perlindungan
seorang ayah, dekapan kakak-adik, angin sepoi-sepoi khas pedesaan yang jauh
dari kebisingan lalu lintas. Meraka akan merindukan itu semua, dan ingin segera
menunaikan rindu mereka saat masa liburan tiba, liburan yang dinanti-nanti.
Terbayarlah sudah kerinduan akan kampung halaman beserta pelengkapnya...
Namun, pernahkah kalian
sadari, ketika mereka meluapkan kerinduan mereka kepada keluarga dan
meninggalkan Yogyakarta, mereka malah mendapatkan sebuah kerinduan baru, Rindu
akan Yogyakarta...
Rindu akan kisah-kisah
perjuangan mencari ilmu di negeri orang, rindu akan hiruk pikuk Yogyakarta yang
begitu kental akan adat istiadat suku jawa, rindu akan para warga asli yang
cukup ramah dan terbuka, rindu akan kudapan khasnya dan sangat terjangkau,
rindu akan tiap sudut daerah wisata, dan yang terpenting, rindu akan tawa dan
kebersamaan bersama kawan-kawan seperjuangan...
Bahkan, bagi seoarng
wisatawan manca negara yang tiap hari berlalu lalang di kota ini, akan
merasakan kerinduan terhadap kota paling romantis di Indonesia ini. Mereka merindukan
kekayaan budayanya, keunikan tradisi dan adatnya, keramahan para penduduknya,
pun keindahan tiap jengkal negeri para pelajar ini. Sungguh tak akan sanggup
untuk dilupakan begitu saja.
Rasa Rindu akan
Yogyakarta ini ada, dan akan selalu ada, selama tak terpenuhi. Seakan membuat
mereka ingin cepat-cepat memuaskan waktu liburan bersama keluarga, sehingga
mereka bisa kembali ke Yogyakarta dam bersiap untuk merajut kisah perjuangan
baru lagi, bersama kawan di Yogyakarta...😃
Ø Pulang
Home sweet home, itulah
ungkapan termasyhur bagi mereka yang mencintai rumahnya. Tempat dimana mereka
seharusnya mendapatkan kenyamanan, kasih sayang, keamanan dan kehangatan sebuah
keluarga.
Rumah yang terbaik
adalah rumah yang selalu ingin dijadikan sebagai tempat pulang. Rumah yang
dipenuhi kehangatan dan kasih sayang dalam satu keluarga, begitu tentram dan
diidamkan. Ketika seseorang pergi, entah itu dalam waktu yang panjang ataupun
sebentar, maka ia akan merasa ingin cepat pulang, dan mengenyahkan segala penat
yang didapat diluar rumah. Berharap saat ia pulang, akan ada keluarga yang
menyambutnya, menghiburnya dan menyadari betapa pentingnya kehadirannya di
rumah.
Begitulah Yogyakarta,
meski hanya sebagai rumah kedua, tapi hangatnya membuat semua orang ingin
segera ‘pulang’ ke Yogyakarta. Mereka selalu mendambakan sambutan hangat para
warganya yang begitu ramah dan terbuka, dengan senang hati menjadi keluarga
kedua bagi mereka yang meninggalkan keluarga ‘aslinya’ di kampung halaman.💝💝
Ø Angkringan
Tidak lengkap rasanya
jika tidak menjajali sensasi santap malam di sebuah angkringan di kota paling
romantis ini. Angkringan adalah sebuah kedai santap nikmat ala kaum menengah
kebawah yang memiliki sensasi tersendiri saat mengunjungunginya. Sebuah gerobak
sederhana namun membawa berbagai kudapan murah meriah yang terjangkau bagi
semua kalangan. Biasanya dijaga seorang bapak yang dengan cekatan menyajikan
berbagai minuman hangat dan dingin, sedangkan para pelanggan bisa langsung
menyantap sendiri semua kudapan yang tersedia. Terdiri dari sego kucing (nasi kucing);sebungkus nasi
mungil yang berisi nasi dan sedikit sambal ikan asin atau tempe orak arik,
berbagai macam gorengan, sate usus, sate telur puyuh dan jeroan atau ati ayam,
tak ketinggalan ceker ayam dengan bumbu tepung atau kecap.
Para penikmat
angkringan tinggal duduk manis mengambil makanan nya sekehendak hati dan
menyebutkan minuman yang diinginkan, dan membayar semuanya saat perut dirasa
sudah kenyang. Jangan kaget, karena harga semua menu di angkringan ini memang
sangatlah terjangkau.
Namun, suasana berbeda
dari angkringan ini adalah saat menyantap makananya. Para pelanggan hanya makan
dengan penerangan seadanya dari sebuah lilin atau lampu sederhana di
tengah-tengah angkringan, juga menambah suasana berbeda saat berada di pinggir
jalan raya dan ditemani deru mesin-mesin kendaraan. Selain itu, tak jarang para
pelanggan akan mendapatkan kawan baru di angkringan ini, mereka akan dengan
senang hati berkenalan dan mulai bercakap-cakap satu sama lain saat menyantap
menu angkringan ini. Ditambah, bapak-bapak penjual angkringan pun sangat ramah
dan tak keberatan untuk menemani pelanggannya saling bertukar kisah..😃😃.
Sebenarnya,
untuk menggambarkan indahnya Yogyakarta tak cukup hanya dengan 3 kata sederhana
diatas. Ribuan kata indah lainnya pun akan sangat mudah dirasakan di
Yogyakarta. Namun nyatanya, 3 kata sederhana diataslah yang sempurna mewakili
semuanya. Dan 3 kata sederhana diataslah yang membuat seorang Joko Pinurbo
menghasilkan karya-karya terbaiknya, di Yogykarta...
Selamat
malam, Yogyakarta..
Terimakasih
atas pesonamu yang membuatku selalu merindukanmu, membuatku ingin pulang
kepadamu, dan membuatku tak henti-hentinya menikmati ceker sedapmu di
angkringan...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar