Minggu, 19 Maret 2017

Yogyakarta, Rindu, Pulang dan Angkringan



Selamat pagi, Yogyakarta!!!💏💏
Salah satu kota paling terkenal di Indonesia ini memanglah luar biasa menyimpan ribuan kisah menarik. Penuh romansa, dramatis, dan sukacita. Kota yang memiliki jutaan pesona ini memang tak akan habis dipaparkan semuanya, begitu menarik dan indah. Pada pagi yang cukup terik di Yogyakarta ini, penulis akan menggambarkan sedikit kisah tentang Kota Istimewa ini, sebuah penggambaran berdasarkan seorang Joko Pinurbo...

Rindu, Pulang dan Angkringan..

Begitulah yang diungkapkan seorang Joko Pinurbo tentang Kota Yogyakarta. Joko Pinurbo adalah salah satu sastrawan dan penyair masyhur asal Indonesia yang lahir pada 11 Mei 1962 di Sukabumi, Jawa Barat. Sastrawan ‘nyeleneh’ ini memang menghabiskan masa-masa mudanya berkuliah di Yogyakarta, tepatnya di Universitas Sanata Dharma mengambil konsentrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Penyair penganut aliran normatif, ironi refleksi dan terkadang mengandung unsur ‘kenakalan’ dalam karya-karyanya ini memang sedikit banyak memiliki kisah yang hangat di Yogyakarta.
Berikut penulis akan menyajikan sebuah refleksi gambaran mengenai Yogyakarta, berdasarkan kutipan seorang Joko Pinurba, karena kebetulan penulis sendiri seorang fakir ilmu yang mencoba peruntungannya di kota seindah Yogyakarta...


Ø  Rindu
Siapa yang tak pernah merasakan rindu?? Semua orang akan merasakan rindu terhadap sesuatu yang ia sayangi dan kasihi. Ketika seseorang sedang pergi merantau jauh meninggalkan orangtuanya, saudaranya, rumahnya dan semua suasana di kampung halamannya, tak bisa dipungkiri maka rasa rindu itu pun akan ada. Yogyakarta adalah kota pelajar yang dipenuhi insan-insan pencari ilmu dari pelosok negeri bahkan luar negeri.
Semua pelajar, mahasiswa, pekerja, dan perantau lainnya yang tinggal di Yogyakarta, pasti akan mengalami saat-saat Rindu itu. Merindukan belaian seorang ibu, perlindungan seorang ayah, dekapan kakak-adik, angin sepoi-sepoi khas pedesaan yang jauh dari kebisingan lalu lintas. Meraka akan merindukan itu semua, dan ingin segera menunaikan rindu mereka saat masa liburan tiba, liburan yang dinanti-nanti. Terbayarlah sudah kerinduan akan kampung halaman beserta pelengkapnya...
Namun, pernahkah kalian sadari, ketika mereka meluapkan kerinduan mereka kepada keluarga dan meninggalkan Yogyakarta, mereka malah mendapatkan sebuah kerinduan baru, Rindu akan Yogyakarta...
Rindu akan kisah-kisah perjuangan mencari ilmu di negeri orang, rindu akan hiruk pikuk Yogyakarta yang begitu kental akan adat istiadat suku jawa, rindu akan para warga asli yang cukup ramah dan terbuka, rindu akan kudapan khasnya dan sangat terjangkau, rindu akan tiap sudut daerah wisata, dan yang terpenting, rindu akan tawa dan kebersamaan bersama kawan-kawan seperjuangan...
Bahkan, bagi seoarng wisatawan manca negara yang tiap hari berlalu lalang di kota ini, akan merasakan kerinduan terhadap kota paling romantis di Indonesia ini. Mereka merindukan kekayaan budayanya, keunikan tradisi dan adatnya, keramahan para penduduknya, pun keindahan tiap jengkal negeri para pelajar ini. Sungguh tak akan sanggup untuk dilupakan begitu saja.
Rasa Rindu akan Yogyakarta ini ada, dan akan selalu ada, selama tak terpenuhi. Seakan membuat mereka ingin cepat-cepat memuaskan waktu liburan bersama keluarga, sehingga mereka bisa kembali ke Yogyakarta dam bersiap untuk merajut kisah perjuangan baru lagi, bersama kawan di Yogyakarta...😃

Ø  Pulang
Home sweet home, itulah ungkapan termasyhur bagi mereka yang mencintai rumahnya. Tempat dimana mereka seharusnya mendapatkan kenyamanan, kasih sayang, keamanan dan kehangatan sebuah keluarga.
Rumah yang terbaik adalah rumah yang selalu ingin dijadikan sebagai tempat pulang. Rumah yang dipenuhi kehangatan dan kasih sayang dalam satu keluarga, begitu tentram dan diidamkan. Ketika seseorang pergi, entah itu dalam waktu yang panjang ataupun sebentar, maka ia akan merasa ingin cepat pulang, dan mengenyahkan segala penat yang didapat diluar rumah. Berharap saat ia pulang, akan ada keluarga yang menyambutnya, menghiburnya dan menyadari betapa pentingnya kehadirannya di rumah.
Begitulah Yogyakarta, meski hanya sebagai rumah kedua, tapi hangatnya membuat semua orang ingin segera ‘pulang’ ke Yogyakarta. Mereka selalu mendambakan sambutan hangat para warganya yang begitu ramah dan terbuka, dengan senang hati menjadi keluarga kedua bagi mereka yang meninggalkan keluarga ‘aslinya’ di kampung halaman.💝💝

Ø  Angkringan
Tidak lengkap rasanya jika tidak menjajali sensasi santap malam di sebuah angkringan di kota paling romantis ini. Angkringan adalah sebuah kedai santap nikmat ala kaum menengah kebawah yang memiliki sensasi tersendiri saat mengunjungunginya. Sebuah gerobak sederhana namun membawa berbagai kudapan murah meriah yang terjangkau bagi semua kalangan. Biasanya dijaga seorang bapak yang dengan cekatan menyajikan berbagai minuman hangat dan dingin, sedangkan para pelanggan bisa langsung menyantap sendiri semua kudapan yang tersedia. Terdiri dari sego kucing (nasi kucing);sebungkus nasi mungil yang berisi nasi dan sedikit sambal ikan asin atau tempe orak arik, berbagai macam gorengan, sate usus, sate telur puyuh dan jeroan atau ati ayam, tak ketinggalan ceker ayam dengan bumbu tepung atau kecap.
Para penikmat angkringan tinggal duduk manis mengambil makanan nya sekehendak hati dan menyebutkan minuman yang diinginkan, dan membayar semuanya saat perut dirasa sudah kenyang. Jangan kaget, karena harga semua menu di angkringan ini memang sangatlah terjangkau.
Namun, suasana berbeda dari angkringan ini adalah saat menyantap makananya. Para pelanggan hanya makan dengan penerangan seadanya dari sebuah lilin atau lampu sederhana di tengah-tengah angkringan, juga menambah suasana berbeda saat berada di pinggir jalan raya dan ditemani deru mesin-mesin kendaraan. Selain itu, tak jarang para pelanggan akan mendapatkan kawan baru di angkringan ini, mereka akan dengan senang hati berkenalan dan mulai bercakap-cakap satu sama lain saat menyantap menu angkringan ini. Ditambah, bapak-bapak penjual angkringan pun sangat ramah dan tak keberatan untuk menemani pelanggannya saling bertukar kisah..😃😃.

Sebenarnya, untuk menggambarkan indahnya Yogyakarta tak cukup hanya dengan 3 kata sederhana diatas. Ribuan kata indah lainnya pun akan sangat mudah dirasakan di Yogyakarta. Namun nyatanya, 3 kata sederhana diataslah yang sempurna mewakili semuanya. Dan 3 kata sederhana diataslah yang membuat seorang Joko Pinurbo menghasilkan karya-karya terbaiknya, di Yogykarta...

Selamat malam, Yogyakarta..
Terimakasih atas pesonamu yang membuatku selalu merindukanmu, membuatku ingin pulang kepadamu, dan membuatku tak henti-hentinya menikmati ceker sedapmu di angkringan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar